Ikan Nila Sakti dari Sukabumi-Kementerian Kelautan dan Perikanan terus menggenjot produksi ikan nila sebagai salah satu komoditas utama perikanan budidaya. Si emas hitam ini memiliki keunggulan seperti tolerasi terhadap kondisi lingkungan, kemampuan tumbuh yang baik, dapat dibudidayakan di air tawar maupun payau, memiliki kandungan protein tinggi, serta harga yang bersaing.
Ikan nila saat ini semakin diminati masyarakat, sehingga permintaan pasar meningkat tinggi. Selain untuk konsumsi lokal, permintaan terhadap komoditas ikan nila untuk ekspor terutama dari Amerika Serikat juga tinggi khususnya dalam bentuk fillet.
Untuk terus meningkatkan produksi ikan nila, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb Haeru Rahayu menyampaikan bahwa KKP siap memfasilitasi pembudidaya ikan nila seperti dukungan benih dan induk ikan bermutu, pakan ikan mandiri hingga dukungan teknologi dan pelaksanaan sertifikasi CBIB, CPIB, CPPIB, CPOIB dan Monitoring Residu. KKP akan terus mendukung suplai benih berkualitas melalui penataan sistem logistik benih di sentra produksi budidaya.
Salah satu teknologi pembenihan ikan nila yang telah dikuasai oleh UPT DJPB dan telah diadopsi oleh masyarakat pembudidaya ikan nila di berbagai daerah di Indonesia adalah Recirculation Aquaculture System (RAS) maupun Hatchery Skala Rumah Tangga (HSRT)”, terangnya.
Selain itu, UPT DJPB juga telah mengenalkan teknologi peningkatan produksi ikan nila konsumsi melalui teknologi budidaya ikan nila sistem bioflok, agar dapat lebih dijangkau oleh lebih banyak masyarakat di berbagai daerah dan tidak perlu memiliki lahan luas. UPT DJPB seperti BBPBAT Sukabumi juga terus melakukan program pemuliaan induk ikan nila melalui seleksi famili, hal ini sebagai langkah konkrit dalam meningkatkan produksi ikan nila nasional. Hasilnya adalah ikan nila yang memiliki kemampuan toleransi pada lingkungan, cepat tumbuh dan mampu beradaptasi dan tahan pada rentang salinitas lebih tinggi (<20 ppt) atau biasanya disebut dengan ikan nila salin.
“Salah satu inovasinya adalah ikan nila salin yang dapat dibudidayakan dengan memanfaatkan eks tambak yang selama ini tidak berproduksi atau idle akibat menurunnya kualitas lahan”, ujar Tebe.
Tebe menambahkan bahwa salah satu strategi KKP dalam pencapaian peningkatan target produksi ikan nila nasional yaitu melalui program pengembangan budidaya ikan nila berbasis kawasan, program kampung budidaya ikan nila salin dan program kampung budidaya ikan nila air tawar.
Ikan Nila Sakti
Senada dengan Dirjen Tebe, Kepala BBPBAT Sukabumi, Fernando J. Simanjuntak juga menyampaikan beberapa strain ikan nila yang dibudidayakan di BBPBAT Sukabumi yaitu ikan nila hitam sultana, ikan nila gesit (YY-Supermale), ikan nila merah Nifi dan bahkan yang terbaru dirilis tahun 2023 adalah ikan Nila Sakti. Ikan nila ini baru saja dilepas oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan RI berdasarkan KEPMEN KKP Nomor 182 tahun 2023.
Baca juga : Nila GESIT, Jenis Ikan Nila yang sedang populer tahun 2023
Menurut deskripsi Ikan Nila Sakti dalam Lampiran KEPMEN tersebut, tercatat beberapa keunggulan produktifitas diantaranya adalah ; pada saat masa pembesaran mempunyai sintasan sebesar 99,33%, fekunditas sebanyak 3.669 butir/kg induk. Untuk informasi lebih lengkap, silahkan dilihat dibawah ini :
Kunjungi juga : http://www.dejeefish2.wordpress.com