Green water system-merupakan teknologi air hijau untuk menjaga kestabilan lingkungan budidaya. Kesetabilan lingkungan budidaya ini diperoleh dari mempertahankan dominansi plankton dan bakteri baik. Dominansi dari plankton dan bakteri baik ini akan menjaga kesetabilan kualitas air. Jenis plankton yang terdapat pada sistem ini umum nya adalah Chorella sp dan Spirulna sp.
Pemanfaatan dua jenis planton ini pada dasarnya melalui proses fotosistesis yang dilakukan oleh golongan phytoplankton tersebut. Salah satu manfaat dari penggunaan green water sistem adalah mengurangi kadar ammoniak dalam kolam budidaya. Disebutkan dalam sebuah riset, bahwa ada nya kolerasi antara fitoplankton dengan bakteri nitrifikasi pada perairan yang dapat menekan kadar ammnonik pada kolam budidaya.
Kelebihan kadar ammnoniak pada kolam budidaya dapat menyebabkan beberapa kerugian pada proses budidaya. Kerugian tersebut terdapat pada terganggunya sistem kesehatan ikan, dapat memperlambat pertumbuhan, pengurangan kekebalan tubuh terhadap infeksi pathogen dan penyakit, serta konversi yang buruk. Konversi pakan yang buruk ini dapat menyebabkan ikan gagal tumbuh dengan sempurna.
Amonia (NH3) sebagai senyawa yang paling merugikan yang dihasilkan dari budidaya itu sendiri. Sumber amonia utama berasal dari dua sumber, antara lain sisa pakan yang tidak dimakan oleh ikan dan mengendap di dasar; serta produk ekskresi ikan baik dari hasil pencernaan atau respirasi.
Keberadaan amonia yang berlebihan dalam lingkungan perairan dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan pada ikan. Ketika kandungan amonia mencapai dosis letal, maka ikan dapat berpotensi mengalami perlambatan pertumbuhan, pengurangan resistensi akan penyakit, konversi nutrisi yang buruk, dan bahkan inflamasi pada beberapa organ dalam.
Mekanisme GWS pada dasarnya adalah pemanfaatan fitoplankton melalui proses fotosintesis yang mengurangi kadar buangan nitrogen dan karbon dioksida dalam air. Dalam sebuah riset di jurnal Asian Fisheries Science disebutkan bahwa fitoplankton bersama dengan bakteri nitrifikasi memiliki hubungan satu sama lain dalam menekan kadar amonia dalam perairan. Bakteri nitrifikasi secara langsung mengubah amonia menjadi nitrat yang akan digunakan oleh fitoplankton untuk proses fotosintesis. Fotosintesis ini akan meningkatkan kadar oksigen terlarut bagi ikan.
Budidaya ikan dengan sistem GWS memerlukan kultur fitoplankton terlebih dahulu sebelum tebar benih ikan. Hal itu bisa dilakukan dengan cara pemupukan air kolam menggunakan kapur dolomit dan urea untuk menyiapkan mikronutrien bagi fitoplankton. Setelah itu, air kolam diberi molase sebagai sumber makronutrien dan probiotik untuk membantu memecahnya menjadi senyawa yang lebih mudah diserap. Terakhir, lakukan pengawasan pada kondisi air. Jika warna air sudah berubah menjadi hijau, maka air siap digunakan untuk kegiatan budidaya.
baca juga : Pelatihan Ikan Gurame
Cara membuat dan mempersiapkan GWS
Berikut adalah langkah persiapan air yang bisa Anda lakukan jika ingin menerapkan budidaya ikan sistem Green Water System.
- Siapkan kolam terpal dan isi dengan air bersih yang tidak terkontaminasi.
- Khusus bagi Anda yang memakai air sumur dan sumber mata air, tambahkan sekitar 200 gr/m3 dolomit dan 8 gr/m3 pupuk urea untuk merangsang pertumbuhan mikro-alga.
- Masukkan probiotik secara merata ke dalam air kolam dengan dosis 10ml/m3 dan Molase sebanyak 200 ml/m3
- Selama 5 hari berturut-turut, masukkan kapur dolomit sampai air kolam berubah warna menjadi hijau cerah.
- Setelah air kolam benar-benar berwarna hijau, maka tebarkan benih ikan yang sudah disiapkan.
- Pastikan untuk tetap merawat dan mengontrol kondisi air kolam agar mikro-alga tetap bisa tumbuh dan ikan bisa hidup dengan baik yaitu dengan cara rajin menambahkan probiotik sesuai dosis kemasan.
Itulah tadi informasi mengenai budidaya ikan menggunakan Green Water System. Metode ini sama baiknya dengan jenis metode yang lain. Ikan bisa tumbuh dengan baik dan sehat serta memberikan hasil panen yang memuaskan.
kunjungi juga : http://www.dejeefish2.wordpress.com